Bekerjasama dengan MindMingle India, Mother Jungle mengadakan sebuah rangkaian lokakarya yang dirancang bagi para pendidik dan tokoh pendidikan yang berfokus dalam menerapkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB dalam sistem pendidikan mereka, untuk menjawab tantangan pendidikan abad 21.

Setelah mengikuti program ini, para Pendidik dan Tokoh Pendidikan akan mampu untuk….:

• …memahami konteks yang lebih luas dari proses pembangunan berkelanjutan PBB serta sejarahnya yang kemudian menghasilkan pengesahan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan oleh Majelis Umum PBB pada September 2015.
• …melihat perspektif multi-dimensi dari 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan dan memahami bahwa Agenda 2030 juga mencakup 169 target untuk pelaksanaan tujuan tersebut.
• …mengidentifikasi tujuan mana yang dianggap sebagai prioritas dan merupakan katalisator untuk kesuksesan implementasi tujuan lainnya, bersama para pendidik, anggota masyarakat dan komunitas mereka.
• …mendalami bagaimana Tujuan Pembangunan Berkelanjutan berbeda satu sama lain, serta bagaimana sebuah proyek bisa dijalankan untuk mengimplementasikan kemajuan dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan lainnya di saat yang bersamaan.
• …mengidentifikasi sumberdaya yang sudah ada dan aktivitas yang bisa dilakukan untuk implementasi yang lebih efektif.
• …merasakan sendiri pengalaman menggunakan “Kanvas Proyek Tujuan Pembangunan Berkelanjutan” untuk saling bertukar pikiran mengenai ide dan strategi rancangan demi implementasi proyek yang berhasil.
• …mendapatkan inspirasi dan ide tentang bagaimana mengintegrasikan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan pada lingkungan pendidikan para peserta, serta memahami apa yang dibutuhkan untuk menstimulasi pengambilan tindakan.

Selain itu, Mother Jungle diundang menjadi pembicara dalam 11th Mind Mingle Inspirational Festival dan diundang untuk mengikuti sebuah sesi khusus bersama Dalai Lama, yang berfokus dengan Tema ‘Pentingnya Etika Sekuler dalam Sistem Pendidikan Modern’. Ini merupakan sebuah momen spesial karena pemimpin spiritual Dalam Lama berbagi kepada kami tentang ‘Sebuah Dunia yang Bahagia’. Ia menyampaikan bahwa semakin banyak pengetahuan tidak menjadi jaminan akan sebuah dunia yang bahagia. Kita bisa melihat banyak orang pintar, berpendidikan tinggi menjadi orang-orang yang tidak bahagia. Untuk menjadi orang yang bahagia, mari melihat Nilai India kuno Ahimsa (tanpa kekerasan) dan Karuna (belas kasih), yang masih relevan hingga saat ini untuk kebahagiaan sejati. Dia berkata, untuk mewujudkan kerukunan masyarakat, kedamaian batin dan kesungguhan hati, sudah saatnya untuk membawa kembali pengetahuan dan prinsip-prinsip India Kuno: “Sistem pendidikan modern, berdasarkan pemikiran Barat, lebih berorientasi pada materi. Kita perlu menerapkan ‘Karuna’ dan ‘Ahimsa’ melalui pendidikan kita untuk menghadirkan harmoni, mengutamakan kemanusiaan, kasih sayang, cinta dan kebaikan. Karuna membawa kedamaian dan kekuatan batin. Hasilnya, kecemasan dan ketakutan akan berkurang. Setelahnya, terwujudlah Ahimsa. Jadi untuk menerapkan Ahimsa (tanpa kekerasan) yang sejati, pada akhirnya kita membutuhkan Karuna (kasih sayang).